ASUHAN KEBIDANAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
RUANG TERATAI (BAYI)
RSUD ULIN BANJARMASIN
Disusun Oleh :
SILVIA ASTUTY
(712403S10567)
AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN
BANJARMASIN
TINJAUAN TEORI
BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR )
A. PENGERTIAN
adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memperhatikan umur kehamilan. Pada BBLR sering ditemui reflex
menghisap atau menelan lemah, bahkan tidak ada, Bayi cepat lelah, saat menyusu
sering tersedak atau malas menghisap, dll ( mansjoer,2000)
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) ialah bayi baru lahir
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.(WHO)
B. ETIOLOGI
BBLR dapat di sebabkan oleh beberapa
factor yaitu :
1.
Faktor Ibu
a.
Preeklampsi dan eklampsi
b.
Riwayat kelahiran premature sebelumnya, pendarahan
antepartum dan manutrisi, anemia .
c.
Kelainan bentuk uterus
d.
Tumor
e.
Ibu menderita penyakit seperti :
1)
Akut dengan gejala panas tinggi (misalanya tifus
abdominalis dan malaria )
2)
Kronis ( misal TBC, Penyakit jantung, hipertensi,
penyakit ginjal.)
f.
Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh
g.
Kebiasaan ibu seperti ketergantungan obat narkotik,
rokok, dan alcohol.
h.
Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun.
2.
Faktor janin
a.
Kehamilan ganda
b.
Hidramnion
c.
Ketuban pecah dini
d.
Cacat bawaan, kelainan kromosom
e.
Infeksi seperti rubella, sifillis,toksoplasmosis
f.
Insufensi placenta
g.
Inkompatibilitas darah ibu dari janin seperti factor
rhesus, golongan darah A B O
3.
Factor placenta
a.
Placenta previa
b.
Solosio placenta
4.
Factor lingkungan
Radiasi atau zat-zat beracun
5.
Keadaaan social ekonomi yang rendah
6.
Kebiasaan
Pekerjaan yang melalahkan dari
merokok
(Rustam Mochtar,1998)
C. KLASIFIKASI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) dapat di kelompokan menjadi 2, yaitu :
1.
Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan
kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai berat badan untuk usia kehamilan
2.
Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang dari
berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan, ini menunjukkan bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intravterin. (A. Aziz Alimul Hidayah, 2009)
D. PATOFISIOLOGI
Secara
umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan
(prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup
bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang
disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi
jadi berkurang
Gizi
yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan
kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit,
dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa
hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Anemia
dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal.
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu
turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun
sel otak. Anemia gizi dapatmengakibatkan kematian janin didalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara
bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat
meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
E. TANDA DAN GEJALA
1.
Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2.
Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
3.
Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm,
lingkar kepala sama dengan atau kurng dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30 cm.
4.
Rambut lanugo masih banyak
5.
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
6.
Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
7.
Tumit mengkilap, telapak kaki halus
8.
Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup
oleh labia mayora, klitoris menonjol ( pada bayi perempuan ). Testis belum
turun ke dalam skrotum, pigmenatsi dan rugue pada skrotum kurang pada bayi
laki-laki.
9.
Tonos otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya lemah
10. Fungsi
syaraf yang belum atau efektif dan tangisannya lemah
11. Jarinagn
kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang.
12. Verniks
kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
(Ida Bagus
manuaba,1998)
F. KOMPLIKASI
1. Sindrom
aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
2. Dismatur
preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus
arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia,
Anemi, gangguan pembekuan darah
5. Infeksi,
retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary
dysplasia, malformasi konginetal
G. PROGNOSIS
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501-
2500 gram adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai
angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal,
enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun
pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan
berat sesuai masa gestasi.
Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir
bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan
neurologik.
H.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis
).
2.
Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 %
atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal ).
3.
Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan ).
4.
Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan,
8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
5.
Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam
pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari
ketiga.
6.
Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam
batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan
Analisa gas darah.
I. PENATALAKSANAAN
1.
Perawatan pada bayi berat lahir rendah ( BBLR )
2.
Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah
mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus di pertahankan dengan
ketat.
3.
Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan
dengan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi.
4.
Pengawasaan nutrisi / ASI. Reflek menelan BBLR belum sempurna oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus di lakukan dengan cermat.
5.
Penimbangan ketat. Perubahaan berat badan mencerminkan
kondosi izi / nutrisi bayi erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab
itu penimbangan berat bdan harus di lakukan dengan ketat.
6.
Kain basah secepatnya diganti dengan kain yang kering
dan bersih, pertahankan suhu tetap hangat.
7.
Kepala bayi di tutupi topi, beri oksigen bila perlu
8.
Tali pusat dalam keadaan bersih
9.
Beri minum dengan sendok / tetei dengan pemberian ASI
10. Bila
tidak mungkin infuse dekrose 10% + bicabornas natricus 1.5 % = 4 : 1, hari I =
60 cc/kg/hari ( kolaborasi dengan dokter ) dan di berikan antibiotic.
( Sarwono Prawirohardjo,2002)
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin, Abdul Bari. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta
:EGC
Manuaba, IBG. 1998 : Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan
Bidan, Jakarta : EGC
Corwin, E.J ( 2001 ), Buku saku patofisiologi,
editor, Endah P, Jakarta : EGC
Doengoes, M. dkk, 2001, Rencana perawatan maternal/bayi,
Ed 2, Jakarta : EGC
ASUHAN KEBIDANAN
PADA By. Ny. M DENGAN BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG TERATAI (BAYI) RSUD ULIN BANJARMASIN
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal :
Jum’at, 3 Agustus 2012
Jam :
17.00 Wita
No. RMK :
100.43.83
A.
SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
a. Identitas Bayi
a. Nama : By.Ny. M
b. Umur : 1 hari
c. Tanggal lahir : 03 Agustus 2012
d. Jam Lahir : 03.15 Wita
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas Orang Tua
Data
|
Ibu
|
Ayah
|
Nama
|
Ny.M
|
Tn. A
|
Umur
|
37 tahun
|
47 tahun
|
Suku/Bangsa
|
Banjar/Indonesia
|
Banjar/Indonesia
|
Agama
|
Islam
|
Islam
|
Pendidikan
|
SMA
|
SD
|
Pekerjaan
|
Ibu Rumah Tangga
|
Swasta
|
Alamat
|
jl. Kampung Melayu, Martapura
|
2. Kedudukan anak dalam keluarga
Ini merupakan anak pertama
3. Keluhan Utama
Bayi Ny. M umur 1 hari dengan
berat badan Lahir 2000 gram
4. Riwayat kehamilan
Ibu mengatakan ini merupakan
kehamilan anak yang pertama. Selama hamil ibu rajin memeriksakan kehamilannya
ke bidan terdekat dan di katakan kehamilan ibu baik-baik saja. Tetapi di
akhir-akhir kehamilannya ibu mengalami ketuban pecah dini lebih dari 24 jam.
5. Riwayat persalinan sekarang
a. Jenis persalinan : Vakum Estraksi
b. Di tolong oleh : Dokter
6. Riwayat Neonatal
a. Bayi lahir dengan : Vakum
Estraksi
b. Nilai apgar score : 5-6-7
c. Berat badan (BB) : 2000 gram,
d. Panjang badan (PB) : 47 cm
7. Data Biologis
a. Pola Nutrisi
Jenis makanan / minuman yang di berikan
adalah ASI yang di berikan langsung oleh ibunya dengan cara di susukan.
b. Pola Eliminasi
1) BAK
: sering (3-5x / sehari ) dengan
warna kuning jernih
2) BAB
: warna kekuningan dengan
konsistensi lembek dan frekuensi
1x/ sehari dalam 12 jam.
c. Pola Aktivitas
Menangis kuat dan gerak aktif
d. Personal Hygiene
Bayi
di ganti popok / pakaian apabila basah.
B.
OBJEKTIF DATA
1. Pemeriksaan umum
a.
Keadaan
umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c.
Tanda
vital
1) Nadi :
128x/menit
2) Pernapasan : 38 x/menit
3) Suhu :
35.80 C
d. Berat badan lahir : 2000 gram
e. Panjang badan : 43 cm
2. Pemeriksaan fisik
a.
Kepala
: Mesosefal, tidak ada caput
sucadeum, dan tidak ada sefalhematoma.
b.
Mata : Konjungtiva
tidak tampak anemis dan sklera tidak tampak ikterik.
c.
Muka : Tampak
simetris, tampak kemerahan dan tidak tampak oedema.
d.
Telinga
: Tampak simetris, bentuk normal, teraba tulang rawan, tidak tampak
mengeluarkan serum
e.
Hidung
: Tidak simetris, tampak ada sekret dan tidak tampak ada polip, tidak
tampak PCH (pernapasan cuping hidung)
f.
Mulut
: Tampak bersih, mukosa bibir tampak lembab dan merah, tidak tampak
sianosis dan tidak tampak ada labiapalatoshizib.
g.
Leher : Tidak tampak kaku kuduk
h.
Dada : Tampak
simetris, tidak tampak ada retraksi dinding
dada
i.
Abdomen
: Datar,
tidak kembung, tali pusat tampak segar dan belum lepas.
j.
Ekstrimitas : Tampak lengkap, tidak tampak ada
kelainan, dan tampak gerak tangan dan
kaki aktif tampak terpasang neoplont pada bagian tangan dan teraba dingin
k.
Genitalia : Tidak
tampak adanya kelainan pada alat genetalia, testis belum turun.
l.
Anus : Tampak berlubang dan tidak tampak ruam popok pada area pantat.
3. Refleks
a.
Reflek moro :
positif (+) saat dikejutkan tangan dan kaki merangkul (memeluk)
b.
Reflek rooting :
positif (+) saat diberi rangsangan dipipi bayi menoleh
c.
Reflek sucking :
positif (+) waktu di beri minum, bayi menghisap dengan kuat.
d. Reflek
grasping : positif (+) bayi
menggengam saat tangannya disentuh
e.
Reflek walking :
positif (+) bayi saat diganti popok tampak kakinya menendang-nendang
4.
Antropometri
a.Lingkar
Kepala
1)
Cirkum ferensia mentu occipitalis ( OB )
: 35 cm
2)
Cirkum ferensia fronto occipitalis ( OS ) :
33 cm
3)
Cirkum ferensia sub occipito brekmatika ( OK ) : 30 cm
b.
Lingkar dada ( LD ) :
26 cm
c.Usia
Gestasi :
35 minggu
5.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (Tgl : 18-06-2012)
Hasil pemeriksaan Darah Lengkap ( DL ) : Darah Beku
C.
ASSESMENT
Bayi Ny. M, Umur 1 hari dengan
Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) dan Hipotermi
D.
PLANNING
1. Mencuci tangan dengan sabun setiap sebelum
dan sesudah memegang bayi dan melakukan tindakkan perawatan bayi.
2. Mengukur tanda-tanda vital dan observasi
keadaan umum bayi :
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran :
Compos mentis
c.Tanda vital :
1)
Nadi : 128x/menit
2)
Pernapasan :
48 x/menit
3)
Suhu : 35.80
C
3.
Menjaga
kehangatan bayi dengan cara :
a. Memakaikan pakaian yang bersih, kering dan
hangat.
b. Memakaikan topi bayi, bedong, menyelimuti
bayi, memakaikan sarung tangan dan kaki
c. Memasukkan bayi kedalam inkobator untuk
menormalkan suhu bayi
4.
Menjelaskan
kepada ibu kondisi bayinya bahwa bayinya digolongkan sebagai bayi berat lahir
rendah (BBLR) karena berat lahirnya kurang dari berat normal yaitu 2000 gram
atau kurang dari 2500 gram dan menganjurkan ibu agar melakukan program program KMC ( kangoroo method care), yaitu
dengan cara bayi diletakkan di antara payudara ibu posisi tegak dengan dada
bayi menempel pada dada ibu. Kepala bayi di palingkan kesisi kiri atau kanan,
dengan posisi sedikit tengadah. Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti
posisi kodok, dalam posisi demikian tubuh ibu dan bayi di ikat dengan kain
selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak
jatuh. Bayi hanya menggunakan topi, popok dan kaus kaki agar bayi dapat
menempel kulit ke kulit pada dada ibu untuk mencegah hipotermi. (Asuhan kebidanan Nifas: 2010).
5.
Menjaga
kebersihan bayi dan lingkungannya dengan cara mengganti popok dan pakaian bayi
setiap BAB / BAK dengan kain yang bersih dan kering untuk mengatasi ruam popok.
6.
Mengajarkan
ibu cara menyusui yang benar yaitu dengan cara bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi
diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Satu tangan bayi
diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan. Punggung
bayi terletak pada satu garis
lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
7.
Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya sesering
mungkin atau 2 jam sekali dan hanya memberikan ASI tanpa memberikan makanan
pendamping ASI sampai usia bayinya 6 bulan.
8.
Memantau
tanda-tanda bahaya pada bayi seperti :
a. Bayi tidak mau menyusu
b. Kejang
c. Muntah
d. Demam
e. Hipotermi
f. Infeksi
9.
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi.
CATATAN PERKEMBANGAN
No
|
Hari/tanggal
|
Catatan perkembangan
|
||||||||||||||||
1
|
Sabtu,
04-08-2012
Jam.07.00 wita
|
S : gerakan aktif, menangis kuat
O
:
Keadaaan umum :
baik
Kesadaraan :
composmetis
Tanda-tanda vital
Nadi : 150 x/menit
Pernapasan : 35
x/menit
Suhu : 36.8◦ C
A : Bayi Ny. M umur 2 hari dengan Bayi Berat
Lahir
Rendah ( BBLR )
P :
1. Mencuci tangan dengan sabun setiap
sebelum dan sesudah memegang bayi dan melakukan tindakkan perawatan bayi.
Kesadaraan :
composmetis
Tanda-tanda vital
Nadi : 150 x/menit
Pernapasan : 35 x/menit
Suhu : 36.8◦ C
4. Menjaga kebersihan bayi dan
lingkungannya dengan cara mengganti popok dan pakaian bayi setiap BAB/BAK
dengan kain yang bersih dan kering untuk mencegah ruam popok.
5. Menjaga kehangatan bayi dengan cara :
a. Memakaikan pakaian bersih dan kering dan
hangat
b. Memakaikan topi, sarung tangan dan kaki,
bedong dan selimut
6. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI
sesering mungkin atau 2 jam sekali.
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
8. Memantau tanda bahaya pada bayi seperti
Bayi tidak mau menyusu, Kejang, Muntah, Demam, Hipotermi, Infeksi
|
||||||||||||||||
2
|
Minggu,
05-08-2012
17.00 wita
|
S
: gerakan aktif, menangis kuat
O :
Keadaaan umum :
baik
Kesadaraan :
composmetis
Tanda-tanda
vital
Nadi : 138 x/menit
Pernapasan : 39
x/menit
Suhu : 36 ◦ C
A : Bayi Ny. M umur 3 hari dengan Bayi Berat
Lahir
Rendah ( BBLR ) dan hipotermi
P :
1. Mencuci tangan dengan sabun setiap
sebelum dan sesudah memegang bayi dan melakukan tindakkan perawatan bayi.
2. Mengukur tanda-tanda vital dan observasi
keadaan umum bayi :
Keadaan umum : baik
Kesadaraan :
composmetis
Tanda-tanda vital
Nadi : 138 x/menit
Pernapasan : 39
x/menit
Suhu : 36 ◦ C
3. Menjaga kebersihan bayi dan
lingkungannya dengan cara mengganti popok dan pakaian bayi setiap BAB/BAK
dengan kain yang bersih dan kering untuk mencegah ruam popok.
4. Menjaga kehangatan bayi dengan cara :
a. Memakaikan pakaian bersih dan kering dan
hangat
b. Memakaikan topi, sarung tangan dan kaki,
bedong dan selimut
5. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI
sesering mungkin atau 2 jam sekali.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
7. Memantau tanda bahaya pada bayi seperti
Bayi tidak mau menyusu, Kejang, Muntah, Demam, Hipotermi, Infeksi
|
||||||||||||||||
3
|
Minggu
08-07-2012
08.30 wita
|
S
: gerakan aktif, menangis kuat
O :
Keadaaan umum :
baik
Kesadaraan :
composmetis
Tanda-tanda
vital
Nadi : 148 x/menit
Pernapasan : 41
x/menit
Suhu : 36,6 ◦ C
A : Bayi Ny. M umur 4 hari dengan Bayi Berat
Lahir
Rendah ( BBLR )
P :
1. Mencuci tangan dengan sabun setiap
sebelum dan sesudah memegang bayi dan melakukan tindakkan perawatan bayi.
2. Mengukur tanda-tanda vital dan observasi
keadaan umum bayi :
Keadaan umum : baik
Kesadaraan :
composmetis
Tanda-tanda vital
Nadi : 138 x/menit
Pernapasan : 39
x/menit
Suhu : 36 ◦ C
3. Menjaga kebersihan bayi dan
lingkungannya dengan cara mengganti popok dan pakaian bayi setiap BAB/BAK
dengan kain yang bersih dan kering untuk mencegah ruam popok.
4. Menjaga kehangatan bayi dengan cara :
c. Memakaikan pakaian bersih dan kering dan
hangat
d. Memakaikan topi, sarung tangan dan kaki,
bedong dan selimut
5. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI
sesering mungkin atau 2 jam sekali.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
7. Memantau tanda bahaya pada bayi seperti
Bayi tidak mau menyusu, Kejang, Muntah, Demam, Hipotermi, Infeksi
8. Menganjurkan kepada ibu agar jangan lupa
untuk membawa anaknya kontrol ulang ke poli tumbuh kembang
9. Menjelaskan kepada ibu jadwal pemberian
imunisasi dan Menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke fasilitas kesehatan
untuk memberikan imunisasi setelah bayi keluar dari rumah sakit
|
||||||||||||||||
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar